LOVE & WISDOM 16
by : Sony H. Waluyo
KONTRADIKSI KEBENARAN DAN PENGHAKIMAN TERAKHIR
Berdasar pengamatan, dalam perdebatan keagamaan sering muncul hal-hal kontradiktif. Ada pengakuan bahwa "kebenaran itu relatif" dan hanya Tuhan yang tahu, namun di sisi lain ketika ada pertanyaan-pertanyaan tentang iman ada ungkapan "kok masih mencari-cari", suatu pernyataan yang bisa ditafsirkan bahwa seolah-olah sudah mencapai "kebenaran mutlak dan final"; namun di sisi lain ketika terdesak akan memberikan pernyataan "sebagai orang bodoh".
Kontradiksi-kontradiksi di atas semata-mata adalah suatu bentuk analisa dan bukan penghakiman, dan dimaksudkan sebagai pembelajaran. Pada kenyataannya di bumi ini ada banyak sudut pandang tentang kehidupan, yang berlatar belakang agama yang beraneka macam dan aliran spiritual tak terhitung.
Berbagai informasi yang sering tak tersentuh karena "sistem keyakinan tentang kebenaran", yang juga aman tak tersentuh karena "keasyikan-keasyikan materialistis" dan "pertengkaran-pertengkaran" yang sengaja dibuat oleh "pemain-pemain kehidupan" yang akan terancam bila "kedoknya" terbuka. Mereka lihai bersembunyi dengan cara mengadu domba, seperti musang berbulu domba.
Hanya ada satu syarat untuk mengenali musang berbulu domba, yakni "tidak lagi menghakimi satu sama lain melainkan saling bersaudara", dan itulah yang disebut “penghakiman terakhir”, yakni mengamati bukan untuk memenjarakan terdakwa, melainkan untuk lebih mencintai dan memberi motivasi dan inspirasi; karena dampaknya berefek ganda baik bagi terdakwa dan pemberi inspirasi, yakni sama-sama bangkit dan sadar akan tujuan & arah hidup yang abadi dengan cara-cara damai bahagia.