SAAT SANG JIWA BICARA
Ketahuilah Nak, Aku hadir kembali di dunia dalam tubuh yang Kupilih kali ini, adalah untuk menjalankan peran kehidupanKu sekaligus untuk mencapai kesadaran semestaKu lewat berbagai pembelajaran. Tapi sampai hari ini, sepanjang waktu yang sudah Kulalui dengan berdiam dalam tubuh ini, tidak banyak kesadaran semesta yang telah Kudapatkan.
oleh Mustika Wayan
Nak, malam ini Aku tidak sedang bicara padamu sebagai Jiwa Agung yang berkuasa atas semesta raya ini. Kali ini Aku bicara padamu sebagai Jiwa yg berkuasa atas semesta kecil, tubuhmu.
Aku mesti bicara malam ini, karena sudah sekian lama Aku hanya menjadi pengamat atas segala hal yang kau kerjakan dengan memakai tubuhKu ini.

Nak, tubuhku ini masih lebih banyak kau gunakan untuk mencapai keinginanmu, harapan-harapanmu akan kebahagiaan duniawi. Aku tidak menyalahkanmu atas pilihan itu. Kebahagiaan memang Kuciptakan di dunia ini untuk membuatmu bisa menikmati masa-masa pertumbuhan kesadaran di bumi ini. Namun Aku juga menciptakan kesedihan, duka, nestapa, bencana, agar membuatmu sadar akan ketidakabadian dari segala hal di dunia ini.
Namun selama ini kau telah memelihara rasa takut pada apa yang tidak pernah Kutakuti. Kau mencemaskan apa yang tidak perlu kau cemaskan. Kau bersedih untuk apa yang tidak semestinya menyedihkanmu. Kau melekat pada apa yang semestinya tidak kau lekati. Kau membiarkan Aku menjadi pemilik tubuh yang hanya bisa menjadi bagaikan tamu di rumahKu sendiri.
Aku bukanlah sumber kebencian tetapi kau telah membiarkan tubuhku ini memancarkan kebencian. Aku bukanlah sumber rasa takut dan kecemasan, tapi kau biarkan tubuh dan batin ini dipenuhi rasa takut dan cemas. Aku adalah sumber cinta kasih, tapi kau telah menghalangi cahaya cinta kasihKu pada kehidupan ini.
Aku adalah sumber pengetahuan namun kau biarkan dirimu terjebak pada gelapnya ketidaktahuan. Akulah yang memberimu hidup namun hidupnya tubuh ini kau habiskan hanya untuk memenuhi apa yang tidak sesungguhnya Aku butuhkan.
Dalam tubuh yang kupilih kali ini Nak, Aku hadir di bumi untuk menuntaskan segala hutang karmaKu sebagai Jiwa pada kehidupan masa lalu. Aku ada dalam tubuh ini untuk menerima dengan ikhlas segala rasa sakit yang datang, karena itu adalah bagian dari hutang karmaKu. Aku ada dalam tubuh ini untuk melakukan kebaikan pada kehidupan, karena itu pun adalah hutang karmaKu dari kehidupan masa lalu. Aku ada dalam kehidupan ini untuk merasakan segala suka duka sebagai bagian dari perjalanan karmaKu.
Namun kau telah memendam kebencian pada mereka yang menyakitimu, meskipun sesungguhnya dengan cara itulah Aku melunasi hutang karmaKu. Kau seringkali mencegah tubuh ini melakukan kebaikan, padahal itulah caraKu membayar hutang kebaikan di masa laluKu.
Maka biarkan Nak. Biarkan dalam hidup kali ini Aku bisa merasakan semuanya dengan cara yang sama. Karena itulah caraKu mencapai kesempurnaan semestaKu.
Inilah rahasia kenapa selama ini kau tidak mudah mencapai kebahagiaan dalam hidupmu, Nak. Karena kau lebih banyak menggunakan tubuhKu ini untuk mencari pemuasan akan apa yang kau kira bisa memberimu kebahagiaan. Kau mencarinya bukan pada tempat yang sebenarnya. Akulah sumber kebahagiaan dalam dirimu. Biarkan Aku memancarkan kebahagiaan bagimu, maka kau bahkan tidak memerlukan apa pun lagi untuk mengalami rasa bahagia yang sesungguhnya. Selama pancaran kebahagiaan yang bersumber dariKu masih terhalang oleh ketidaktahuanmu, sebanyak apa pun kau mencari sumber kebahagiaan diluar dirimu, kau tak akan pernah mencapai kebahagiaan sejati itu.
KebahagiaanKu adalah jika Aku bisa menuntaskan hutang karmaKu dengan menerima dan memaafkan setiap hal buruk yang dilakukan mahluk dan manusia lain padaKu.
KebahagiaanKu adalah saat Aku bisa memberi kebaikan pada mahluk hidup lain, pada manusia dan kehidupan di bumi ini, karena dengan itulah tujuan hidupKu di bumi ini bisa terpenuhi.
KebahagiaanKu adalah saat Aku bisa memberikan cinta kasihKu pada kehidupan ini.
Nah, biarkanlah Aku memancarkan kebahagiaan itu keluar, maka cahaya kebahagiaan dalam dirimu akan berpendar keluar sekaligus memenuhi dirimu di dalam.
Inilah pesan terakhirKu malam ini, Nak. Kau bukanlah penguasa atas tubuh ini. Jika bagimu Aku adalah penguasa semesta raya ini, maka hormati dan cintai Aku sebagai penguasa semesta kecil yang ada dalam dirimu. Karena setiap doa yang kau panjatkan padaKu, sesungguhnya kau perdengarkan padaKu yang ada dalam dirimu dan di dalam diri mahluk-mahluk hidup lainnya. Karena Aku adalah Jiwa yang sama pada semua mahluk hidup, pada semua manusia yang ada di bumi ini, pada semua yang berjiwa di semesta ini.
Kini Aku akan kembali menjadi pengamat dari segala sikap dan tindakan yang kau lakukan dengan tubuhKu ini. Aku menunggumu menjalankan semua pesan-pesanKu ini. Aku menunggu saat kebahagiaan itu bisa Kupancarkan dari dalam tanpa terhalang lagi oleh kegelapanmu.
Aku ada dalam dirimu. Akulah Sang Jiwa, pemilik semesta kecil, tubuhmu ini. Aku menunggu kesadaranmu.